Tahun Ini, Target Investasi Di NTB Rp. 14 Triliun
Mataram (Suara NTB) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi NTB menaikan target investasi yang berpotensi akan tercapai tahun 2018 ini menjadi Rp 14 triliun. Menyusul, progresifnya beberapa indikator-indikator investasi Target sebesar itupun dianggap biasa saja,meskipun ini tahun politik DPM-PTSP Provinsi NTB menaikkan target investasi tersebut, karena dianggap target yang dipatok tahun 2018 sebesar Rp 13,5 triliun berdasarkan RPJMD adalah lama. Sementara pergerakan investasi cenderung agresif perubahannya. Kepala DPMPTSP Provinsi NTB, Drs. H. L. Gita Ariyadi, M.Si dan jajarannya menyampaikan secara terbukan di Mataram, Rabu (14/2) kemarin. Beberapa harapan yang akan memperkuat pertumbuhan investasi tahun ini diantaranya.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kuta,Lombok Tengah yang oleh Indonesian Tourism Development Corporation (TDC) terus dikebut infrastruktur dasarnya. Beberapa investor sana juga. telah siap-siap memulai aktivitas investasinya. Diantaranya, Vinci, investor Prancis yang akan menginvestasi kan Rp 7 triliun untuk membangun 6 hotel, 1 convention hall, serta sirkuit MotoGP.”Bukan lagi pada tataran rencana, tetapi Vinci akan melaksanakan kegiatan investasinya,” jelas Gita.
Selain itu, ITDC juga telah mendapat dukungan dari Asian Infrastructure Internas- tional Bank (AIIB) di Cina,saingan bank dunia yang siap mendukung pendanaan hingga di atas Rp 1 triliun.Sumber potensial investasi lainnya adalah rencana pembangunan smelter oleh PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat untuk membangun smelter. Saat ini juga dalam proses investasi. Mengapa DPM-PTSP cukup berani menaikkan target investasi tahun 2018 ini? Beberapa indikator dapat dilihat.
Misalnya, tahun 2017 target nominal investasi sebesar Rp 7 triliun, tercapai Rp 11,28 triliun. Lajuinvestasinya naik sebesar 13,95 persen dari tahun 2016 Capaian investasi tahun 2017 sebesar Rp 11,28 triliun itu, terinci. Untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) nilainya sebesar Rp 9,075 triliun. Terbagi Rp 284,6 miliar untuk sektor pariwisata, Rp 161,8 miliar untuk sektor perdagangan, Rp 8 triliun untuk sektor pertambangan energi dan kelistrikan, serta Rp 125,3 miliar untuk investasi industri, Rp 244,6 untuk jasa-jasa lainnya. (bul)