promosi

LAHAN AMOR-AMOR DISEWAKAN UNTUK INVESTASI TAMBAK UDANG

JAJARAN Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) saat ini tengah menjajaki potensi kerjasama di bidang perikanan (tambak udang) dengan salah satu investor. Dari kerjasama ini, Pemda KLU menyiapkan lahan seluas 20 hektar dan bangunan serta modal usaha ditanggung oleh investor.

Saat dilakukan ekspose oleh investor beberapa waktu lalu, Asisten II Setda Lombok Utara, Ir. Hermanto, bertindak selaku wakil pejabat KLU yang menerima disposisi dari Bupati. Diakuinya, rencana investasi itu akan dilaksanakan apabila seluruh persyaratan sesuai ketentuan Undang-Undang sudah terpenuhi.

Dikabarkan, investor tambak udang yang akan bekerjasama dengan Pemda ini adalah inves tor yang lebih dulu membangun di wilayah Kota Mataram, yakni owner Mall Epicentrum Perihal rencana investasi itu dikuatkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kelautan dan Perikanan Lombok Utara Agus Tisno, S.Sos melalui Sekdis Hub KP. H. SamsulRizal, SP. Dijelaskan, rencana investasi itu akan menggunakan areal milik Pemda yang berada di Dusun Amor-Amor, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan.

“Rencana lahan yang akan digunakan seluas 20 hektar,dan tim dari Pemda bersama investor sudah turun ke lokasi. Dalam waktu dekat kita akan sosialisasi di kecamatan, desa hingga dusun,” ungkap Samsul.Pola kerjasama yang dibangun Pemda KLU dengan investor tambak udang ini, dipastikan benar-benar sesuai dengan aturan. Oleh karenanya, dalam ekspose beberapa waktu lalu, investor dihadapkan langsung dengan SKPD terkait, termasuk dari aparat desa dan dusun Dari rencana kerjasama, 20 hektar lahan yang digunakan itu akan dibuatkan kesepakatan pemanfaatan lahan selama periodik yaitu lima tahunan. Pertimbangannya apabila areal sekitar Global Hub berkembang sampai di Amor-amor, maka Pemda bisa memutus kerjasama tanpa merugikan pihak ketiga Langkah yang tengah dilakukan Pemda saat ini, yaitu berkoordinasi dengan tim appraisal dari Kementerian Keuangan. Tim appraisal ini termasuk salah satu dari dua tim appraisal yang diakui di Indonesia. Tim nantinya akan diminta menaksir berapa biaya sewa 20 hektar lahan yang akan digunakan oleh investor.”Kalau sewa lahan pertanian cukup murah, hanya Rp2.500 per meter persegi, tetapi ini kan bukan sewa untuk pertanian melainkan untuk investasi, sehingga biaya sewanya itu akan kita appraisal dulu,” jelasnya.

Dari RTRW yang ada, areal Amor-Amor yang disewakan ini tidak masuk di areal Global Hub. Namun demikian telah diantisipasi kemungkinan pengembangan Global Hub dengan tidak mencantumkan kerjasama jangka panjang, dan tidak memberikan Hak Guna Pakai (HGP) kepada investor. Dari kerjasama ini nanti ada sejumlah manfaat yang akan diperoleh Pemda dan masyarakat KLU pada umumnya. Pertama, pajak usah sudah jelas mengalir ke daerah. Setiap tahunnya, Pemda KLU akan mengantongi 1 persen dari Sisa Hasil Usaha (SHU). Biaya sewa lahan lima tahun yang dihitung tiap satu tahunan juga menjadi sumber PAD bagi daerah.

Disamping itu, usaha tambak yang diperkirakan akan menyerap lebih dari 100 tenaga kerja ini juga akan memprioritaskan tenaga kerja lokal.Mengingat KLU memiliki beberapa tenaga kerja tambak yang rata-rata merupakan eks TKI Korea dan Malaysia yang bekeria di usaha tambak. “Usaha ini akan kita kawal terus, supaya tidak melenceng dari aturan. Untuk jenis usahanya berupa budidaya udang paname. Nantinya hasil produksi akan diserap oleh perhotelan Tiga Gili, karena disana membutuhkan sekitar dua ton per minggu,” demikian Samsul Rizal. (ari)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »