INVESTOR ASING ANTRE DI MANDALIKA
LOMBOK TENGAH — Sejumlah investor asing terpikat menggarap bisnis pariwisata Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok yang baru saja diresmikan 6 bulan silam. Bahkan, komitmen investasi di kawasan itu tercatat sudah lebih dari Rp13,5 triliun.
Yang terbaru, EBD Paragon menggandeng PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. membangun Paramount Lombok Resort and Residence seluas 7,65 hektare dan akan menyediakan 500 kamar dengan investasi senilai Rp1,2 triliun.
EBD Paragon dimiliki oleh perusahaan Arab yang juga memiliki Paramount Pictures di Amerika Serikat. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada Desember 2020.
“Paramount Hotel & Resort ini juga menjadi hotel ketiga untuk kelas bintang lima yang akan dibangun di Mandalika,” kata Direktur Utama PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer di sela-sela groundbreaking pembangunan hotel itu, Rabu (18/4).
ITDC atau PT Pengelolaan Pariwisata Indonesia (Persero), selaku pengembang KEK Mandalika, juga sudah mengantongi komitmen investasi dari Vinci Grand Project, BUMN asal Prancis, untuk mengembangkan Mandalika Street Race Circuit Cluster.
Proyek cluster seluas 120 hektare tersebut akan melengkapi akomodasi berkelas internasional di The Mandalika dengan nilai investasi US$950 juta.
Selanjutnya ada Qatar Investment Authority, yang berniat menggarap proyek di atas lahan seluas 250 hektare dengan nilai investasi US$2 miliar. Perusahaan kini tengah memproses masuknya investasi itu sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Presiden Joko Widodo.
Setelah mangkrak 29 tahun hanya karena persoalan pembebasan lahan, KEK Mandalika akhirnya mulai beroperasi pada Oktober tahun lalu. Jokowi pun mengultimatum investor yang telah berkomitmen, untuk segera membangun kawasan yang digadang-gadang menjadi The Next Nusa Dua itu.
Komitmen pengembangan kawasan Mandalika mengikuti sejumlah pembangunan hotel berbintang yang sudah lebih dulu dilakukan. Sebelumnya, lanjut Mansoer, telah ada Hotel Pullman berkapasitas 270 kamar, yang mulai dibangun pada Oktober 2017. Ada juga investor Korea Selatan, List Internasional, yang bekerja sama dengan Hartono Grup, membangun Hotel Royal Tulip berkapasitas 198 kamar yang groundbreaking-nya dilakukan pada 26 Maret 2018.
Selanjutnya, kata Direktur ITDC Edwin Darmasetiawan, akan menyusul pembangunan Hotel X2 yang direncanakan berkapasitas 240 kamar, Hotel Grand Mercure berkapasitas 342 kamar, dan Aloft by Marriot berkapasitas 173 kamar.
Direktur EDB Paragon Wajih Malki mengatakan, Paramount Lombok Resort and Residence merupakan proyek properti Paragon pertama di kawasan Asia Tenggara dan proyek investasi hospitality pertama yang dilakukan di Indonesia.
“Kami banyak mendengar tentang Mandalika. Bahkan kami juga mendapat masukan untuk tidak masuk ke Mandalika karena dianggap belum siap. Tetapi, kami ingin lihat dengan mata kepala sendiri dan ternyata saya yakin pilihan investasi di sini adalah pilihan yang tepat,” ujar Wajih.
Pembangunan berbagai resor, hotel dan residen ini akan melengkapi pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan, seperti selesainya 11 km jalan dalam kawasan, penataan pantai, dan infrastruktur lainnya.
Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan pengembangan Mandalika akan didukung dengan pengembangan Bandara Lombok, seperti penambahan dua apron baru dan perpanjangan landasan menjadi 3.000 meter.
Selain itu, sambung Rini, Pelindo III juga akan menyiapkan dermaga yang bisa menerima atau bersandarnya kapal-kapal pesiar. Pengerjaannya diharapkan rampung pada akhir 2019. Pemerintah juga sedang merencanakan pembangunan jalan bypass yang menghubungkan antara Lombok International Airport dan kawasan Mandalika. (k16)