HOTEL PARAMOUNT SIAPKAN 500 KAMAR
PRAYA-Satu lagi, hotel berkelas dunia dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Pujut Lombok Tengah. Namanya Hotel Paramount. Dibangun perusahaan Resort Indonesia-Amerika di atas lahan mencapai 7,65 hektare (ha). Target operasionalnya, tahun 2020 mendatang “Hari ini (Selasa, kemarin), kita laksanakan groundbreking,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno, kemarin (18/4) usai peletakarn batu pertama Hotel Paramount. la mengatakan, berdirinya Hotel Paramount di KEK Man dalika menjadi angin segar bagi kemajuan investasi di Indonesia.Saya percaya, hadirnya Hotel Paramount ini akan mengundang dan menarik wisatawan dunia, ujar Rini, didampingi Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer dan Direktur Pengembangan ITDC Edwin Darmasetiawan.
Hotel Paramount, sanjung Rini memiliki perbedaan khusus dengan hotel-hotel pada umumnya. Fasilitas yang disiapkan mewah, megah dan berkelas, kreatif dan inovatif. la pun meminta, seluruh warga lingkar KEK Mandalika mendukung dan mensukseskan pembangunannya. la juga percaya, ITDC mampu menyelesaikan seluruh pembangunan penunjang investasi.
Kementerian BUMN pun, tidak akan tinggal diam. Dalam waktu dekat, akan dibangun fasilitas air bersih. Kemudian, jaringan listrik dan infrastruktur jalan. “Alhamdulillah, sudah tiga hotel yang melaksanakan peletakan batu pertamanya,” sambung Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer. Sebelumnya, beber Abdulbar dibangun Hotel Pullman, dengan kapasitas kamar sebanyak 270 unit. Lalu, Hotel Royal Tulip dengan jumlah kamar i98 unit.
Terakhir, hari ini (Kamis, kemarin) Hotel Paramount. Berikutnya, direncanakan groundbreking Hotel X2, dengan kapasitas kamar 240 unit, Hotel Club Med 350 kamar, Hotel Grand Mercure 342 kamar, Aloft by Marriott 173 kamar dan sejumlah hotel lainnya. Hingga kini, ungkap Abdulbar total investasi di KEK Mandalika Resort mencapai Rp 13,5 triliun. “Kami perkirakan, ada 10.700 orang yang akan bekerja pada tahun 2020 mendatang,” tambah Direktur Pengembangan ITDC Edwin Darmasetiawan. 90 persen diantaranya, lanjut Edwin dari warga lokal lingkar KEK Mandalika Resort, NTB dan Indonesia pada umumnya. Sisanya, 10 persen pekerja luar negeri. “Seperti itu, polanya,” ujarnya. (dss/r2)