Optimis Ekonomi Mulai Membaik

PERBANKAN berkeyakinan ekonomi NTB mulai membaik. Setahun pascagempa. Kendatipun, pembiayaan untuk sektor unggulan belum progresif. “Kalau ada yang masih pesimis. Saya optimis melihat NT B mulai pulih,” kata Pemimpin BNI Cabang Mataram, Muh. Musyafak. BNI adalah bank yang fokus menyalurkan pembiayaan untuk seluruh jasa ikutan di sektor pariwisata. Ditemui di ruang kerjanya, Jumat (23/8) kemarin, Musyafak memberikan pandangan (Suara NTB Ibul) tentang NTB sekarang. BNI Muh. Musyafak ikut mendukung percepatan recovery NTB pascadilanda musibah gempa setahun lalu. Tentuhya, sesuai tupoksi, BNI mendukung dari bidang keuangan. Yang dilakukan, kata Musyafak, mempersiapkan para pelaku usaha dari seluruh ikutan pariwisata. “Bagaimana pelaku usaha kita bisa melayani turis atau tamu— tamu NTB yang datang, kita berikan dukungan,” ujarnya. Bicara bank, tentu soal pembiayaan. BNI menyiapkan skema pembiayaan bagi pengusaha-pengusaha di bidang perhotelan. Lalu ekspansi bank kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mensupport pariwisata. Kembali ke tahun 2018 untuk sektor pariwisata, BNI menyalurkan pembiayaan Rp14,2 miliar. Sekitar 11 persen dari total pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun lalu.

Tahun 2019 ini, quarter I sudah pembiayaan di sektor yang sama baru mencapai Rp 5 miliar. “Masih kecil. Karena memang target kita naik 50 persen pembiayaan dari tahun lalu. Paling tidak 20 miliar total pembiayaan sektor pariwisata tahun ini,” jelas Musyafak. Mengapa penyaluran masih rendah? Dijelaskan, bahwa potensi pariwisata NTB cukup menjanjikan. Namun petankan merasa kesulitan mendapatkan data valid calon nasabah. Maksudnya, contoh di daerah lain di luar NTB. Pemerintah daerah terkait melakukan validasi seluruh pedagang di daerahnya. Terekam jelas nama, alamat, nomor telpon, dan omzet usahanya. “By name by address dan size bisnisnya tercatat,” terang Musyafak Data base itu dilakukan untuk kepentingan pembinaan. Juga untuk kepentingan penerimaan pajak/retribusi daerah. Sehingga yang dilakukan, menggandeng asosiasi-asosiasi pengusaha dan komunitas. Salah satunya asosiasi eksportir yang sudah bekerjasama. Kedua menggandeng BIJMN lain yang memiliki komunitas binaan untuk dibiayai. Lalu, bekerjasama dengan dinas-dinas terkait. Misalnya Dinas Perdagangan, dan Dinas Koperasi dan UMKM untuk mendapatkan data potensial calon nasabah. “Yang sudah jelas recordnya ini kita bantu dukung percepatan pembiayaan agar perekonomian lebih cepat berputar kembali,” ujarnya. Sementara ini, ia menyimpulkan recovety belum sepenuhnya pulih. Namun tanda-tanda ke arah yang lebih baik sudah terlihat di NTB. (bul)

 

Sumber: Suara NTB, 24 Agustus 2019

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »