Realisasi Baru Rp 6,2 Triliun
Realisasi Baru Rp6,2 Triliun REALISASI investasi di NTB sampai triwulan III 2019 masih jauh dari targets Pemprov NTB menargetkan realisasi investasi tahun ini sebesar Rp16 triliun. Namun, dari triwulan I sampai triwulan III
(Januari – September) 2019, realisasi investasi baru mencapai Rp6,2 triliun. Kepala Dinas Penanaman Modal don Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Drs. H. L. Gita Ariadi, M. Si menyatakan pihaknya tetap optimis realisasi investasi akan terus meningkat sampai triwulan IV mendatang. “Realisasi Ill untuk sementara Rp6,2 triliun. Sampai akhir Oktober akan terus masuk. ltu belum triwulan IV, Targetnva Rp16 triliun (tahun 2019),” sebut Gita dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Senin (28/10). la menjelaskan, saat menyusun target 2019, memang menggunakan perkiraan optimis karena melihat realisasi investasi pada 2018. Pada 2018, Pemprov menargetkan realisasi investasi sebesar Rp14 triliun. Meskipun bencana gempa bumi memporakporandakan tujuh kabupaten/kota. namun realisasi investasi di atas target, vakni tercapai sebesar Rpl0 triliun. “Sehingga kita mencoba memasang target optimis. Yaitu, kita meneoba menargetkan Rp16 triliun,” terangnya.
Namun, rupanya kata Gita ada tanda-tanda pelemahan fealisasi investasi tahun 2019. Dimana, sampai triwulan III baru tercapai Rp6,2 triliun, Investasi sebesar itu didominasi Sektor pertambangan, pariwisata dan infrastruktur perhubungan. “(Realisasi) Rp6,2 triliun dari target .Rp16 triliun memang masih jauh. Tapi kita magih lihat perkembangan triwulan IV,” katanya. 11 Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB ini me. ngatakan, pihaknya akan meningkatkan monitoring dan evaluasi agar investor semakin aktif menyampaikan Laporan Keglatan Penanaman Modal (LKPM). Penyebab masih jauhnya realisasi investasi dari target menurut Gita. bisa jadi investor melakukan rescheduling rencana investasi. Pada 2018. Investor sudah membuat perencanaan matang yang tinggal dilaksanakan, Tetapi memasuki 2019, derwan kondisi NTB pascabencana gempa, investor menjadwalkan kembali rencana Investasinva. Alasan lainnya, kata Gita, masih rendahnva realisasl investasl merupakan siklus lima tahunan. Di mana, pada 2019 merupakan momentum politik, Pilpres dan Pileo. Ketika ada momentum seperti itu, biasanya wait and see. Setelah terbentuk kabinet, kita melihat ada sentimen-sentimen positif walaupun belum siknifikan,” Selain itu, Gita menvatakan hal ini juga ‘pengaruh ekonomi gloobal vang berpenguruh terhadap situasi investasi lokal, fenomena 2019 yang nampak adalah inwstor Oit and (nas)
Sumber: Suara NTB, 29 Oktober 2019