PEMPROV GAET PENGUSAHA JATIM EKSPANSI KE NTB

Disparitas/perbedaan investasi, baik secara spesial maupun sektoral masih terjadi di Nusa Tenggara Barat/NTB. Untuk menekan disparitas ini, Pemerintah Provinsi NTB berusaha menggaet pengusaha dari Jawa Timur (Jatim) untuk melakukan ekspansi bisnis ke NTB.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Drs H. L. Gita Ariadi, M.Si, menjelaskan disparitas investasi itu terjadi akibat masih dominannya investasi di sektor pertambangan dibandingkan non tambang. Untuk mengurangi ketimpangan atau disparitas investasi tersebut, salah satu caranya dengan mempromosikan potensi-potensi investasi non tambang.

Untuk sektor pertanian masih dalam tahap produksi atau menghasilkan bahan baku. Hasil produksi pertanian, misalnya tanaman hortikultura seperti strawbery masih terkendala transportasi. “Strateginya adalah mencari hilirisasi, yaitu industri yang menopang sektor pertanian. Investor dalam bidang itu yang kita tarik dalam rangka menekan disparitas itu,” kata Gita, ketika dikonfirmasi Suara NTB di Kantor Gubernur, pekan lalu.

Menurut dia, investasi di sektor pertanian belum banyak dilirik lantaran adanya minset dari investor. Membangun pabrik itu harus dekat dengan pasar atau konsumen. Sehingga, barang hasil produksi dapat dijual langsung di daerah tersebut, misalnya Jawa.

Advertisement

Sehingga, pembangunan pabrik banyak di Pulau Jawa, karena jumlah penduduk yang yang banyak sekaligus dijadikan pasar. Gita mengatakan, mindset seperti ini yang akan diubah. Bahwa pembangunan industri tak harus di daerah yang padat penduduk. Tetapi dekat dengan daerah produksi.

“Sekarang kita ingin membuka mata investor, bahwa penduduk NTB Rp 5 juta jiwa. Tetapi NTB juga sebagai destinasi pariwisata. Kemudian NTB juga berada di tengah-tengah Indonesia. Bisa menjadi hub Kalau dia memproduksi di sini,” katanya.

Mantan Asisten II Perekonomian dan Pembangunan ini mengatakan akan meminta para pengusaha-pengusaha yang berasal dari Jatim untuk ekspansi ke NTB. Menurut dia, investor jangan hanya melihat jumlah penduduk NTB yang berjumlah 5 juta jiwa.

Tetapi juga perlu melihat bahwa ada target kunjungan wisatawan sebanyak 4 juta jiwa tahun ini. Menurutnya, ini menjadi pasar potensial bagi pengusaha yang mendirikan pabrik di NTB. Disamping hasil produksi tersebut dapat didistribusikan dengan beaya yang efisien karena posisi NTB sangat strategis.

Berdasarkan data DPMPTSP NTB, total  realisasi investasi  pada 2017 lalu sebesar Rp 11,28 triliun. Dengan rincian  Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) nilainya sebesar Rp 9,075 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 2,2 triliun.

Investasi PMDN yang masuk terbagi Rp 284, 6 miliar untuk sektor pariwisata, Rp 161,8 miliar untuk sekktor perdagangan, Rp 8 triliun untuk sektor pertambangan energi  dan kelistrikan, serta Rp 125,3 miliar untuk investasi industri, Rp 244,6 untuk jasa-jasa lainnya.

Sementara untuk investasi Penanaman Modal Asing (PMA), terbagi untuk sektor pariwisata RP 1,4 triliun, Rp 37,9 miliar untuk sektor pedagangan, Rp 63 miliar untuk sektor perikanan, Rp 146,8 milir untuk sektor pertambangan dan energ, Rp 12,8 miliar untuk sektor industri, Rp 509,7 miliar untuk jasa-jasa lainnya. (nas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »