perizinansatgas pengendalian

Pandemi, Investasi di NTB Tetap Stabil

Dalam laman Jejak Lombok, MATARAM–Laju investasi di NTB ruoanyantidak terganggu wabah pandemi virus corona. Tren investasi di daerah ini seolah tidak mengalami turbulensi.

“Sangkaan saya di awal musim COVID, investasi kita anjlok. Nyatanya tidak demikian,” ungkap Kepala Dinas Perizinan Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPPMTSP) NTB, Muhammad Rum, kepada JEJAK LOMBOK, Senin (27/7).

Apa yang dilontarkan Rum bukan mengada-ada. Terhitung medio 2020 ini, agregat nilai investasi yang masuk malah lebih banyak dibanding tahun sebelumnya, 2019.

Pada 2019, lanjutnya, dari dua triwulan awal jika digabung, nilai investasi di NTB bertengger di angka Rp 4,6 triliun. Berbeda dengan medio tahun 2020 yang jumlahnya justru mencapai Rp 4,8 triliun.

Lewat grafik laju investasi yang masuk, Rum berkesimpulan bahwa pandemi Corona tidak berimbas signifikan. Hanya saja, selama masa pandemi, dibutuhkan kerja lebih ekstra mengawal investasi yang ada.

“Salah satu ikhtiar kita yakni lewat jemput bola. Kita datangi para calon investor itu,” ucapnya.

Lewat langkah yang diambil, terangnya, cukup ampuh menggaet investor. Ini karena para investor Marasa tidak sendiri dan merasakan langsung kehadiran pemerintah mempermudah investasi.

Sejauh ini, investasi terbesar yang masuk di NTB masih dari sektor pertambangan. Investasi terbesar kedua disusul oleh sektor perhubungan dan pariwisata.

Untuk 2020, pihaknya menargetkan jumlah investasi yang masuk ke NTB mencapai Rp 16 triliun. Namun karena adanya pandemi, target ini disusutkan menjadi Rp 11 triliun.

Terhadap tren investasi ini, Rum berharap agar warga NTB lebih ramah terhadap investor. Cara ini dianggap sangat membantu pbangunan daerah di masa datang.

Sembari menunggu realisasi investasi yang masuk, lanjutnya, warga NTB hendaknya sudah menyiapkan kompetensi diri. Jangan sampai investasi yang masuk dibiarkan berlalu begitu saja.

“Misalnya sekarang investasi terbesar kita di sektor tambang, warga segera sekolahkan anak mereka di pertambangan. Karena nanti mereka juga yang akan diserap sebagai tenaga kerja,” ucapnya.

Dalam waktu dekat, jelasnya, salah satu investasi yang masuk adalah PT Sumbawa Timur Mining (STM). Perusahaan pertambangan ini akan beroperasi pada 2026 mendatang.

Begitu juga pada sektor lain. Warga hendaknya menangkap masuknya investasi sebagai peluang. Bukan sebaliknya, dengan menghalanginya masuknya investasi di daerah.

Bagi Rum, semakin massif investasi masuk di NTB berdampak positif bagi daerah. Dengan adanya investasi maka peluang kerja semakin banyak.

“Pengangguran bisa ditekan, daerah juga akan lebih maju,” bebernya.

Sementara itu, Kabid Pengendalian Penanaman Modal DPPMTSP NTB, Baiq Yunita Puji Widiani membenarkan tren positif investasi di NTB. Dalam hitungan medio 2020, jumlahninvestasinyang masuk jauh lebih banyak dibanding medio tahun sebelumnya.

Perempuan yang karib disapa Wiwik inipun lantas merincikan jumlah investasi pada tahun sebelumnya. Terbanyak investasi yang masuk yakni dari sektor perhubungan.

“Untuk 2019, sektor perhubungan mencapai Rp 1,908 triliun, pertambangan Rp, 1,542 triliun dan pariwisata Rp 1,088 triliun,” jelasnya. (jl)

 

Sumber : https://www.jejaklombok.com/2020/07/pandemi-investasi-di-ntb-tetap-stabil.html?fbclid=IwAR1gsgn8_BRhg6MGCQRjFzMMiQSCYtt6WN2LksJzrxrvjC-Sy8YBg5UDfPc

#NTBGemilang
#NTBSejahteradanMandiri
#NTBRamahInvestasi
#DPMPTSPNTB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »