Selain Korea, Kopi NTB akan Diekspor ke Kanada
Mataram (Suara NTB) – Pasar kopi NTB makin tebuka. Pasar yang intens permintaannya adalah Korea. Kini, di Eropa, buyer dari Kanada juga memesan green bean dari NTB. Green bean adalah istilah untuk kopi gelondongan yang telah siap diproses menjadi turunan kopi.
Kopi NTB tak kalah terkenal dengan kualitas kopi-kopi luar daerah yang sudah tersohor. Kualitas kopi NTB didukung secara geografis di wilayah utara Pulau Lombok. Demikian juga di wilayah Pulau Sumbawa, kopi Tambora juga cukup terkenal.
Buyer dari Korea Selatan sangat intens dikirimkan green bean dari L. Thoriq, pemilik UD. Berkah Alam Kopi. Tahun ini sudah 120 ton terkirim ke negara ginseng, negara yang dikenal sebagai salah satu pecinta kopi tertinggi di Asia.
Oleh Thoriq, kopi NTB ini sudah dikirim atas nama kopi NTB. Karena Surat Keterangan Asal (SKA) yang yang diterbitkan oleh Dinas Perdagangan Provinsi NTB menandakan asal muasalnya. Sudah sejak 2018 lalu, L. Thoriq juga dibina oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi NTB.
Pembinaan dilakukan dari pendampingan, pelatihan-pelatihan, hingga pengembangan jaringan pemasaran. Kontribusi Bank Indonesia bersama Kadin Lombok Barat dan Kadin Nusa Tenggara Barat berhasil mengenalkan L. Thoriq dengan salah satu buyer dari Kanada. Komunikasi dilakukan secara virtual dan sukses.
“Sudah ada tanda tangan kontrak kerjasama. Sementara kita akan sepakati 1,5 ton dulu. Bulan ini sudah tanda tangan kontrak. Buyernya sudah kirimkan isi perjanjian kontrak, saya sudah sepakat. Tinggal kita kirimkan,” kata L. Thoriq di temui di Bank Indonesia NTB pada pelaksanaan KKI, Rabu, 7 Oktober 2020.
Permintaan sementara dari buyer Kanada bisa dipenuhi. Karena stok kopi sangat mencukupi. Produksi petani kopi juga sangat menutupi. L. Thoriq memiliki binaan petani kopi, luasan arealnya 1.000 hektar. dengan produksi sekali panen mencapai 600 ton. “Kanada sangat tertarik dengan kualitas kopi NTB,” ujarnya.
Permintaan luar negeri ini menurutnya menjadi semangat bagi para petani kopi. Selama ini hasil-hasil produksi kopi NTB umumnya mentok hanya masuk ke pasar tradisional. Tentu harganya tak memuaskan. Dengan mengekspor green bean, menurutnya bisa dilakukan perbaikan harga beli kopi ditingkat petani.
Kopi adalah sajian minuman yang sangat familiar di berbagai belahan dunia. Di sisi hilir, L. Thoriq juga mengembangkan pemasaran kopi siap saji. Biasanya, kopi hanya dicampur dengan gula putih (gula pasir). Setahun terakhir, kopi yang diraciknya sudah menggunakan campuran gula merah dalam bentuk gula semut. Citarasa dan aromanya sangat nikmat. Jauh lebih nikmat dibandingkan dengan campuran gula putih. Apalagi gula putih juga berisiko, terutama kepada penderita gula darah (diabetes).
Kopi dengan campuran gula semut ini, kata L. Thoriq tengah di lakukan kajian pasarnya oleh buyer Korea. Contoh-contoh gula semut dan kakao Lombok telah juga dikirimkan. Jika cocok, maka permintaan kopi NTB akan sepaket dengan permintaan gula semut dan kakao ke Korea Selatan.
L. Thoriq meyakini, kopi dengan gula semut ini akan sangat diterima. Mengingat saat ini penikmat kopi dengan campuran gula merah terus bertambah. Sangat disukai, bahkan oleh wisatawan luar negeri. harapannya, kopi dan gula semut akan menjadi branding besar Nusa Tenggara Barat di mata internasional.(bul)
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBRamahInvestasi
#DPMPTSPNTB
#NTBLawanCorona
#AyoPakaiMasker
#BanggaBuatanIndonesia