Rayuan Punggawa dari ”Bumi Gora” Memikat Saudagar Surabaya

[fsn_row][fsn_column width=”12″][fsn_text]

Investasi jadi keniscayaan untuk menggerakkan roda perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan di NTB. Itulah yang melatari upaya para punggawa merayu pengusaha Surabaya menanamkan modalnya demi kesejahteraan rakyat.
OlehRUNIK SRI ASTUTI
5 Februari 2021

Investasi menjadi keniscayaan untuk menggerakkan roda perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan di Nusa Tenggara Barat. Hal itulah yang melatari upaya para pemangku kebijakan utama di provinsi berjuluk ”Bumi Gora” tersebut merayu saudagar Surabaya menamkan modalnya demi mendongkrak kesejahteraan rakyat.

Rombongan organisasi perangkat daerah yang dipimpin langsung Gubernur NTB Zulkieflimansyah tiba di Surabaya, Selasa (2/2/2021). Rombongan kecil tersebut beranggotakan, antara lain, Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu NTB Muhammad Rum, Asisten II Pemprov NTB Ridwan Syah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB Yusron Hadi, serta Kepala Dinas  Pertanian dan Perkebunan NTB Husnul Fauzi.

Kedatangan rombongan punggawa atau pemangku kebijakan utama di NTB ini disambut hangat sejumlah pengusaha atau saudagar pemilik modal besar di Surabaya yang tergabung dalam Yayasan Surabaya Peduli Bangsa atau SPB. Mereka, antara lain, Ketua Yayasan SPB Halim Rusli yang juga pendiri dan Presiden Direktur Integra Group, perusahaan manufaktur pengolahan hasil kayu terbesar di Indonesia yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

Selain itu, hadir pula pemilik PT Santos Jaya Abadi, salah satu produsen kopi terbesar di Indonesia dengan merek Kapal Api, Soedomo Mergonoto. Tak ketinggalan Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia atau Aprisindo juga Ketua Forum Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jatim Eddy Widjanarko, Presiden Direktur PT Mekabox International Danny Kristono Santoso, serta sejumlah pengusaha properti di Surabaya.

Zulkieflimansyah mengatakan, investasi akan membawa kemajuan signifikan bagi roda perekonomian di daerahnya. Tanpa investasi, provinsi yang memiliki dua pulau besar, yakni Lombok dan Sumbawa ini, diyakini tidak akan maju karena ketiadaan penciptaan lapangan kerja bagi warga.

Fasilitas investasi

Untuk itulah, Pemprov NTB menyiapkan fasilitasi yang memperlancar kegiatan investasi dan dunia usaha. Contohnya kemudahan pengurusan izin bahkan menjanjikan selesai dalam waktu sehari. Hal-hal yang bakal menyulitkan investor akan dieleminasi. Lahan juga sudah disiapkan.

Pemprov NTB telah membentuk tim khusus untuk mendampingi investor. Selain memudahkan realisasi investasi, juga mengantisipasi terjadinya gap komunikasi dan koordinasi antara pimpinan ditingkat provinsi dengan kepala daerah tingkat dua atau kabupaten, pegawai yang menangani langsung di lapangan, termasuk penduduk lokal.

NTB menargetkan mampu menggaet investasi Rp 13 triliun tahun ini. Target itu lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi tahun lalu sebesar Rp 11,6 triliun. Padahal, capaian investasi tahun lalu itu sudah melampui target yang diberikan oleh pemerintah pusat sebesar Rp 6,5 triliun dan target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) NTB sebesar Rp 11,5 triliun.

Kedatangan rombongan para penentu kebijakan di Bumi Gora ini merupakan bagian dari upaya mengejar target investasi tersebut. Jawa Timur, terutama Surabaya, dipilih karena memiliki banyak pengusaha hebat dan berkompetensi tinggi. Selain itu, mereka memiliki kepedulian yang besar terhadap persoalan-persoalan sosial yang mendera bangsa Indonesia.

Pengusaha Surabaya dinilai berdaya juang tinggi, ulet, dan gigih. Mereka juga banyak berinovasi dan kerap menciptakan terobosan baru yang berperan signifikan mendorong percepatan pengembangan usaha. Hal-hal seperti itu patut dijadikan teladan oleh generasi muda di Nusa Tenggara Barat.

Kami ingin seorang Halim Rusli datang ke NTB tidak sekadar menghadirkan investasi atau memproduksi furnitur, akan tetapi bagaimana dia bisa menginspirasi generasi muda di sana,” ucap anggota DPR periode 2004-2018 ini.

Bagi Zulkieflimansyah, investasi itu bukan urusan materi semata. Oleh karena itulah, dia ingin mengejar investasi berkualitas yang memberdayakan masyarakat lokal, jauh lebih penting. Diutamakan yang mampu mencerahkan warga setempat melalui proses transfer pengetahuan. Hal itu juga bertujuan mencegah munculnya konflik atau ketegangan sosial.

Resistensi atau penolakan warga lokal yang dipicu oleh kecemburuan sosial terhadap para investor menjadi isu krusial di provinsi yang memiliki 278 pulau kecil ini. Persoalan itu setidaknya dialami Soedomo Mergonoto saat menginvestasikan dananya sebesar Rp 45 miliar di sektor pertanian dan perkebunan.

Penduduk lokal

Soedomo bercerita, untuk menjalankan usaha pertanian dan perkebunan dibutuhkan dukungan penduduk lokal. Namun, sumber daya manusia yang tersedia tidak memiliki kompetensi yang diperlukan. Kondisi itu diperparah dengan ketiadaan komunikasi yang baik antara pimpinan tinggi di daerah dan masyarakat lokal sehingga terjadi kesalahpahaman yang menghambat kinerja usaha para investor.

Menjawab tantangan tersebut, Pemprov NTB bertekad terus berupaya meningkatkan taraf pendidikan warganya. Akses pendidikan diperluas, misalnya dengan mendirikan perguruan tinggi di Pulau Sumbawa. Beberapa generasi muda berprestasi juga diberi beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke luar negeri agar wawasannya semakin luas.

Asisten II Pemprov NTB Ridwan Syah menambahkan, upaya meningkatkan kualitas SDM juga ditempuh dengan memperbanyak pelatihan ketrampilan sesuai bidang kerja melalui Balai Latihan Kerja atau BLK. Selain itu, telah dikembangkan pula 100 desa wisata dari 954 desa.

”Pengembangan desa wisata ini untuk menyiapkan SDM yang mampu melayani tamu, menjaga asset berharga yang menjadi daya tarik, serta menggali potensi-potensi yang masih tersembunyi,” kata Ridwan.

Eddy Widjanarko mengatakan, animo pengusaha Surabaya untuk mengembangkan investasi di NTB cukup tinggi. Banyak potensi yang bisa dijajaki dan berpeluang dikembangkan terutama sektor pariwisata. Ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang masuk dalam lima besar destinasi superprioritas di Indonesia.

Sementara itu, Danny Kristiono mengatakan, pihaknya memerlukan lahan dengan luas minimal 60.000 hektar untuk budidaya tanaman akasia. Tanaman akasia ini merupakan salah satu bahan baku industri pengolahan kertas. Bahan baku lainnya, kertas bekas yang selama ini masih tergantung pada impor karena pengumpulan dan pengelolaan kertas bekas di Indonesia masih rendah.

Bahan baku kertas bekas berpeluang dikumpulkan di NTB. Program pengumpulan kertas bekas ini bisa diselaraskan dengan program zero waste yang digagas pemerintah. Selama ini, kertas bekas yang terkumpul diolah dengan cara dibakar sehingga tidak memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Peluang investasi

Peluang investasi di NTB yang bisa digarap oleh pengusaha Surabaya diyakini masih banyak lagi. Contohnya, hilirisasi komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan. NTB dikenal sebagai produsen sapi nasional, tetapi belum mampu swasembada daging.

Sapi-sapi yang dihasilkan oleh peternak dijual hidup-hidup karena ketiadaan industri hilir yang mengolah daging sapi. Untuk memenuhi konsumsi daging, NTB mendatangkan dari daerah lain. Kehadiran industri hilir ini penting untuk meningkatkan nilai tambah peternak dan memenuhi swasembada daging.

Kepala DPMPTSP NTB Muhammad Rum mengatakan, sektor usaha yang tergarap masih minim, seperti pertambangan, perhubungan, energi, dan pariwisata. Itu pun masih berpeluang ditingkatkan dan diperluas cakupannya. Di sektor pariwisata, tahun ini fokusnya pada pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.

KEK Mandalika digadang menjadi sirkuit balap jalanan pertama di dunia. Panjang jalan sirkuit balap mencapai 4,59 kilometer (km). Ada 18 sudut dengan poin pandang 360 derajat. Peluang investasi di kawasan ini, antara lain, kompleks komersial, hotel, hotel syariah, hotel mangrove, lagoon hotel, hingga lapangan golf.

Roda perekonomian NTB mayoritas digerakkan oleh sektor pertanian dengan kontribusi 23 persen terhadap pembentukan PDRB, disusul kemudian sektor pertambangan dengan kontribusi 16 persen, perdagangan dengan kontribusi 14 persen, konstruksi dengan kontribusi 11 persen, dan transportasi dengan kontribusi 6,8 persen.

NTB dikenal sebagai penghasil jagung nasional dengan luas lahan 345.000 hektar serta produktivitas rata-rata 7,2 ton per hektar. Ada pula tanaman kopi seluas 31.000 hektar dengan produktivitas 4.000 ton sampai 5.000 ton per hektar serta tembakau dengan kualitas terbaik ketiga dunia dikembangkan di area produksi seluas 22.824 hektar.

Dalam kunjungan kerjanya di Surabaya, rombongan punggawa dari Bumi Gora ini menyempatkan bertemu dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Khofifah menceritakan tentang rencana pembangunan Kawasan Industri Halal atau KIH Jatim yang berlokasi di Sidoarjo. Proses pembangunan direncanakan pertengahan Febuari ini.

KIH ini diperuntukkan bagi industri kecil dan menengah (IKM) dan UMKM. Luas KIH ini 148 hektar yang dibangun di atas kawasan dengan luas total 410 hektar yang menurut rencana dikhususkan untuk produksi dan tempat penyimpanan produk halal. Fasilitas yang ditawarkan, antara lain, penerapan sistem dan prosedur halal yang ketat dan berstandar internasional.

”Ada sertifikasi halal, laboratorium halal, termasuk juga pengolahan limbahnya. Diharapkan, produk yang dihasilkan berdaya saing tinggi sehingga bisa menembus pasar ekspor,” ucap Khofifah.

Menanggapi hal tersebut, Zulkieflimansyah mengatakan, pihaknya akan memperkuat kolaborasi dan sinergi antara Pemprov NTB dan Pemprov Jatim untuk memperkuat pembangunan di kedua wilayah tersebut. NTB berpeluang besar mengembangkan industri halal mengingat provinsi ini pernah meraih Word Best Halal Tourism Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination.

Saat ditanya adakah target investasi yang diharapkan dari pengusaha Surabaya, Zulkieflimansyah tak menjawabnya. Namun, dia sempat mengutip sebuah pepatah China yang mengatakan, gunung tak harus tinggi, yang penting ada dewanya. Sungai tidak harus dalam, yang penting ada naganya. Maksud dari pepatah tersebut kira-kira segala sesuatu tidak harus hebat dan serba besar, yang penting ada artinya atau memiliki makna.

Sumber : https://bebas.kompas.id/baca/bebas-akses/2021/02/05/rayuan-punggawa-dari-bumi-gora-memikat-saudagar-surabaya/

[/fsn_text][/fsn_column][/fsn_row]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »