Uncategorized

KEK MANDALIKA JADI PRIMADONA

MATARAM-Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika kini menjadi primadona. Tidak hanya bagi investor, tetapi juga bagi lembaga pendanaan internasional. Mereka menggelontorkan dana triliunan untuk membiayai pembangunan infrastruktur dasar.

Anggota Dewan Komisaris KEK Mandalika H Lalu Gita Ariadi menjelaskan,saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke KEK Mandalika 2015 silam, diketahui kebutuhan investasi untuk infrastruktur dasar Rp 2,1 triliun. Saat itu, pusat memberikan penyertaan modal negara (PMN) kepada ITDC sebesar Rp250 miliar.

Sementara sisanya Rp 1,8 triliun masih dicarikan.Pada perkembangannya, negara tidak lagi memberikan tambahan PMN kepada ITDC. Sebab APBN dikonsentrasikan untuk pengentasan ke-miskinan dan sebagainya.”Dengan catatan BUMN diperbolehkan mencari sumber-sumber pembiayaanya,” kata Gita.

Sejak saat itu, selain mengintensifkan dana yang dimiliki, ITDC terus mencari sumber dari lembaga pendanaan internasional. Kemudian dijajaki Islamic Development Bank (IDB), termasuk Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Terbaru AIIB yang berbasis di Tiongkok itu siap memberikan bantuan dengan skema investasi Rp 3,1 triliun.

Selain itu, Kementerian Keuangan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor membantu mengembangkan. Sebab KEK Mandalika dinilai akan menunjang ekspor Indonesia. Total nilai investasi yang diberikan sekitar Rp 1,5 triliun. “Sekarangkan Mandalika sudah jadi primadona,” kata Gita. Ia bersyukur kini pemerintah dan para lembaga pendanaan sudah melihat potensi emas yang dimiliki KEK Mandalika. Terutama setelah presiden meresmikan November 2017 lalu. Semakin banyak investor yang berminat investasi.

Tapi sebelum menerima,ITDC harus menyadari sisi risiko bisnis maupun manfaat ke depan. “Risiko itu diperhitungkan sedetailnya,” katanya.Jika lembaga pendanaan itu memberikan pinjaman dengan bunga ringan dan jangka waktu lama. Maka tidakada masalahnya jika bantuan investasi itu diterima. Pembangunan KEK Mandalika sendiri terus berjalan beriringan dengan pertumbuhan dan perkembangan yang ada. Pembangunan dilakukan bertahap sejalan dengan permintaan dan kebutuhan pasar. Jika kawasan sudah terbangun, termasuk daya dukung bandara memadai, kemudian banyak orang datangberkunjung, maka investasi lain akan menyusul. Seperti maskapai penerbangan internasional seperti Qatar dan sebagainya. “Kita berharap lebih cepat lebih baik, semangat kita sekarang adalah akselerasi,” ujarnya. (ili/r7)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »