PERSIAPKAN NTB JADI PINTU MASUK YACHT
Mataram (Suara NTB) Kemenko Maritim sedang menggodok seluruh kebijakan untuk memperbanyak pintu masuk bagi kapal pesiar. NTB salah satunya yang sangat memungkinkan. Penegasan ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim, Agung Kuswan dono Kamis (8/3) di sela-sela kegiatan peninjauan pembangunan Dermaga Marina Lombok di Gili Gede, Sekotong Lombok Barat.
Di sekeliling Indonesia tersedia ribuan Dermaga Yacht. Sayangnya tak banyak yang parkir di perairan Indonesia. Padahal, jika melihat manfaat ekonomi yang didapat, sangat tidak kecil dan pergerakan ekonomi baginya luar biasa Pemerintah sedang beru paya mengembangkan pariwisata bahari. Agar pariwisata tak hanya bergerak di darat Pemerintah ingin mendorong pariwisata bahari habis-habisan. A Yachter-yachter ini orang kaya-kaya semua. Tidak ada yachter miskin. Karena itu kita harus persiapkan fasilitas pendukungnya,” kata Agung Bisa dibayangkan penghasilan yang didatangkan satu yacht ongkos parkirnya saja sekitar Rp 11 juta sebulan. Jika Indonesia memiliki 400 Dermaga Marina, negara memperhitungkan pendapatan yang tak kecil akan mengalir masuk. “Pasar yacht kita we are the best, tapi selama ini kita tidak peduli, ini problem,” ujarnya.
NTB saat ini belum menjadi daerah pintu masuk (entry point) kapal yacht. Kapal-kapal pribadi khusus yang masuk ini, justru harus mendapat izin dari Imigrasi Bali Padahal NTB adalah daerah pariwisata. Karena itu, Kemenko Maritim menurutnya akan mendorong NTB sebagai pintu masuk kapal yacht. “Kita sedang bahas di pusat, entry poinnya akan ditambah. Kita ingin mempush NTB jadi entry point,” ujarnya. Selain itu, yacht berpotensi besar banyak orang Indonesia memilikinya. Hanya saja karena beban pajak yang tidak kecil membuatnya menjadi sangat istimewa. Karena itu, negara ingin merubah struktur perpajakan yacht yang demikian mahal Agung menambahkan, keberadaan yacht akan mendatangkan multiefek yang tidak kecil. Terutama kepada masyarakkat dan daerah. Selain parkir, ia akan membutuhkan transportasi pendukung lainnya untuk mendukung penjelajahan. Belum lagi kebutuhan makanan, bahan bakar energi, kuliner, kesenian dan budaya, serta suvenir “Kan aneh kalau kapal yacht masuk NTBtapi izinnya harus ke Bali. Sekarang kita sedang upayakan, investor bangun Marina, kita bangun regulasinya,” demikian Agung (bul)